Sabtu, 14 Maret 2009

TUGAS PENCEMARAN TANAH DAN AIR TANAH

TUGAS PTAT

Nama : Sari Oktavia S.

NIM : H1E107018



Pencemaran air di kehidupan

Air merupakan zat yang paling penting bagi kehidupan setelah udara. Sekitar tiga perempat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa air minum. Air juga dipergunakan untuk keperluan industri, pertanian, transportasi, rekreasi, pemadam kebakaran dan lain-lain. Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat juga di tularkan dan disebarkan melaui air.

Volume air dalam tubuh rata-rata 65% dari total berat badannya, dan volume tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang dan bahkan juga bervariasi antara bagian-bagian tubuh seseorang. Beberapa organ tubuh manusia yang mengandung banyak air antara lain : otak 74%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot 75,6% dan darah 83%.

Sumber-sumber Pencemaran Air Meliputi:

a. Limbah rumah tangga merupakan pencemar air terbesar selain limbah-limbah industri, pertanian dan bahan pencemar lainnya. Limbah rumah tangga akan mencemari selokan, sumur, sungai, dan lingkungan sekitarnya. Semakin besar populasi manusia, semakin tinggi tingkat pencemarannya. Limbah rumah tangga dapat berupa padatan (kertas, plastik dll.) maupun cairan (air cucian, minyak goreng bekas, dll.). Di antara limbah tersebut ada yang mudah terurai yaitu sampah organik dan ada pula yang tidak dapat terurai. Limbah rumah tangga ada juga yang memiliki daya racun tinggi, misalnya sisa obat, baterai bekas, air aki. Limbah-limbah tersebut tergolong bahan berbahaya dan beracun (B3). Tinja, air cucian, limbah kamar mandi dapat mengandung bibit-bibit penyakit atau pencemar biologis (seperti bakteri, jamur, virus, dan sebagainya) yang akan mengikuti aliran air.

b. Limbah Lalu Lintas Limbah lalu lintas berupa tumpahan oli, minyak tanah, tumpahan minyak dari kapal tangker. Tumpahan minyak akibat kecelakaan mobil-mobil tangki minyak dapat mengotori air tanah. Selain terjadi di darat, pencemaran lalu lintas juga sering terjadi di lautan. Semuanya sangat berbahaya bagi kehidupan.

c. Limbah Pertanian Limbah pertanian berupa sisa, tumpahan ataupun penyemprotan yang berlebihan misalnya dari pestisida dan herbisida. Begitu juga pemupukan yang berlebihan. Limbah pestisida dan herbisida mempunyai sifat kimia yang stabil, yaitu tidak terurai di alam sehingga zat tersebut akan mengendap di dalam tanah, dasar sungai, danau serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme-organisme yang hidup di dalamnya.

Penanggulangan Pencemaran Air dapat dilakukan melalui:

  • Perubahan perilaku masyarakat

Perubahan Perilaku Masyarakat Secara alami, ekosistem air dapat melakukan “rehabilitasi” apabila terjadi pencemaran terhadap badan air. Kemampuan ini ada batasnya. Oleh karena itu perlu diupayakan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran air. Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya dengan tidak membuang sampah dan limbah industri ke sungai. Kebiasaan membuang sampah ke sungai dan disembarang tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan peraturan-peraturan yang diterapkan di lingkungan masing-masing secara konsekuen. Sampah-sampah hendaknya dibuang pada tempat yang telah ditentukan.Masyarakat di sekitar sungai perlu merubah perilaku tentang pemanfaatan sungai agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan sampah dan tempat mandi-cuci-kakus (MCK). Peraturan pembuangan limbah industri hendaknya dipantau pelaksanaannya dan pelanggarnya dijatuhi hukuman. Limbah industri hendaknya diproses dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi syarat baku mutu air buangan baru bisa dialirkan ke selokan-selokan atau sungai. Dengan demikian akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki fungsi ekologis.

Tindakan yang Perlu Dilakukan oleh Masyarakat:

  • Tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll.

  • Tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil dan sepeda motor

  • Tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan sebagai tempat kakus.

  • Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu

Dalam minimisasi limbah terdapat tiga hal yang harus dilakukan, yaitu perubahan bahan baku industri, perubahan proses produksi, dan daur ulang limbah. Perubahan bahan baku dan perubahan proses produksi dimaksudkan untuk menekan jumlah limbah yang dihasilkan, termasuk di dalamnya adalah efisiensi pemakaian bahan-bahan penolong dalam proses produksi. Bila dalam proses produksi ini masih menghasilkan limbah, maka upaya minimisasi dilakukan dengan daur ulang atau pemanfaatan kembali limbah yang dihasilkan. Limbah yang dibuang ke lingkungan hanyalah limbah yang benar-benar tidak dapat dimanfaatkan kembali. Gambar 1 menunjukkan diagram alir proses produksi dari bahan baku hingga dihasilkan produk utama dan produk samping, serta kemungkinan reduksi dan minimisasi limbah.

Gambar 1. Diagram alir proses produksi dengan reduksi dan minimisasi limbah.

Limbah industri (industry waste) yang berbentuk cair dapat berasal dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air pada proses produksinya. Sedang itu limbah cair juga dapat berasal dari dari bahan baku cair sehingga system pengolahannya, air harus harus di buang. Adapun jenis industry yang menghasilkan limbah cair antara lain : industri pulp dan rayon, pengolahan crumb rubber, minyak kelapa sawit, elector plating, plywood, tepung tapioka, pengalengan, pencelupan dan pewarnaan, dan lain-lain.

Limbah cair industri mengandung bahan pencemar yang bersifat B3 (bahan berbahaya dan baracun). Apabila ditinjau secara kimia, bahan tersebut mengandung 60.000 jenis bahan kimia dari 5 juta jenis bahan kimia yang sudah dikenal. Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan limbah ini bergantung pada jenis dan karakteristik, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

Air pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel baik yang larut maupun mengedap. Bahan ini ada yang kasar dan halus. Kerapkali air dari pabrik berwarna keruh dan temperaturnya tinggi. Identifikasi air tercemar dapat dilakukan secara visual yaitu kekeruhan, warna air, rasa, bau yang ditimbulkan dan indikasi lain serta melalui pemeriksaan laboratorium. Apabila hasil pemeriksaan mengandung bahan kimia yang beracun dan berbahaya dalam konsentrasi yang melampaui ambang batas, maka air dinyatakan tercemar.

Hal ini menuntut perlunya pengendalian limbah yaitu meminisasi limbah industri yang dihasilkan, memanfaatkan limbah cair, memiliki intalasi limbah B3, korosit, dan lain-lain. Serta dilakukan pengolahan limbah yaitu pengolahan menurut tingkat perlakuan dan pengolahan menurut karakteristiknya.

  • Pengolahan menurut tingkat perlakuan :

Dalam pengolahan ini tidak semua tingkatan harus dilalui karena tergantung pada kondisi limbah yang diketahui dari hasil pemeriksaan laboratorium.

  1. Pengolahan (pretreatment)

  2. Pengolahan primer (primary treatment)

  3. Pengolahan sekunder (secondary treatment)

  4. Pengolahan tersier (tertiary treatment)

  • Pengolahan berdasarkan karakteristik :

  1. Proses fisik:

  • Penghancuran

  • Perataan air

  • Penggumpalan

  • Sedimentasi

  • Pengapungan

  • Filtrasi

  1. Proses kimia:

  • Pengendapan dengan bahan kimia

  • Pengolahan dengan lagoon atau kolam

  • Netralisasi

  • Penggumpalan atau koagulasi

  • Sedimentasi

  • Oksidasi dan reduksi

  • Klorinasi

  • Penghilangan klor

  • Pembuangan fenol

  • Pembuangan sulfur

  1. Proses biologi:

  • Kolam oksidasi

  • Lumpur aktif

  • Trickling filter

  • Lagoon

  • Fakultatif

  1. Proses fisika kimia biologi.

  2. Pengolahan tingkat lanjut.

Gambar 2 Pengolahan limbah

Daftar Pustaka

Chandra, Budiman. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005.

Masduqi, Ali dan Wardhani, Suciningtias. Minimisasi Limbah Pada Industri Pulp Dan Kertas. Jurusan Teknik Lingkungan - Institut Teknologi Surabaya Sepuluh Nopember.



Tugas MIKROBIOLOGI "VIRUS NEWCASTLE DISEASE" Sari Oktavia S. T'LING

TUGAS MIKROBIOLOGI

Nama : Sari Oktavia S.

NIM : H1E107018

ANALISIS VIRUS

NEWCASTLE DISEASE VIRUS ”

DEFINISI
Newcastle Disease virus merupakan salah satu sumber pembawa penyakit berbahaya. Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan mengendalikan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.

Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influensa, Gondok, HIV, Campak), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV). (Admin, 2008)

  1. MORFOLOGI

  1. Morfologi Khusus

Newcastle Disease salah satu virus yang termasuk dalam famili Paramyxoviridae, genus Paramyxovirus. Paramyxovirus mempunyai genom virus RNA berpolaritas negative, panjangnya 15-16 kb dan mempuyai kapsid simetris heliks tidak bersegmen, berdiameter 13-18 nm.

Famili : Paramyxoviridae

Sifat :

  • RNA : rantai tunggal, polaritas negatif. Replikasi RNA dimulai dengan sintesis mRNA dengan bantuan transkriptasa virion. Dengan bantuan produk protein mRNA dibuat RNA cetakan RNA genom.

  • Virion : berselubung, nukleokapsid helik, tersusun atas 6-10 protein utama. Berbentuk pleomorfik. Selubung mempunyai aktivitas hemaglutinasi dan menginduksifusi sel. Replikasi di sitoplasma dan morfogenesisnya melalui proses budding di membran plasma. Diameter virion 150-300 nm.

  • Spektrum hospes sempit.

  • Contoh : parainfluenza 1-4, viris parotitis.

Gambar 1. Klasifikasi dan Morfologi virus Paramyxoviridae

( Margareta Sisca Ganwarin, -)

  1. Morfologi Virus Secara Umum :

Morfologi virus Gambaran struktural yang biasanya ditemukan pada semua virus adalah terutama genom asam nukleat dan protein pembungkus, walupun partikel virus (virion) dapat sangat bervariasi dalam hal bentuk dan ukuran.

a. Kapsid (selubung protein) terdiri banyak sub unit struktural yang berulang-ulang dan tersusun dalam pola yang sangat rapi.

1. Komponen struktural yang paling sederhana ialah suatu molekul protein tunggal yang disebut protomer.

2. Protomer individual membentuk unit struktural dasar dari virus yang disebut kapsomer.

3. Banyaknya kapsomer yang jumlahnya +3 tergantung dari ukuran dan morfologi virusnya bergantung dan disebut kapsid.

b. Nukleokapsid Merupakan gabungan dari ”inti” (ceote) asam nukleat dan protein kapsid.

1. Pada banyak virus seperti virus mosaik tembakau dari virus influenza, nukleokapsid helikal, hubungan antara asam nukleat dan molekulprotein menghasilkan suatu rotasi tunggal.

2. Bentuk struktural utama kedua dari nukleokapsid viral ialah ikosahedral (ikosahedral : ikosa =20, hedron : bidang).

a. Pada virus ikosahedral asam nukleotidanya didapatkan dalam ”inti” dari struktur tersebut dan dikelilingi oleh pembungkus protein.

b. Virus dengan struktur ikosahedral ditandai dengan adanya bidang-bidang segitga samasisi sebanyak 20 buah, 12 verteks, 30 sisi dan simetri rotasi rangkap 2, 3 dan 5 yang tepat.

3. Hanya ada sejumlah kecil virus yang mempunyai struktur yang kompleks dan tidak memperlihatkan bentuk simetri yang teratur (exp. Poxvirus yang berbentuk bata).

Beberapa famili virus yang tergolong virus RNA :

  • Piconarviridae

  • Caliciviridae

  • Togaviridae (penyakit cikungunya, rubella)

  • Flaviviridae (virus demam kuning)

  • Bunyaviridae (virus demam berdarah korea)

  • Arenaviridae (virus lassa)

  • Coronaviridae (coronavirus)

  • Rhabdoviridae (virus rabies, virus mokola)

  • Filoviridae (virus ebola, virus marburg)

  • Paramixoviridae (virus paroritis, virus morbili serta virus newcastle disease)

  • Orthomixoviridae (virus influenza)

  • Reoviridae (virus kemorovo, rotavirus manusia)

  • Retroviridae (Anonim, 2008).

  1. FISIOLOGI

Reproduksi virus secera general terbagi menjadi 2 yaitu litik dan lisogenik proses-proses pada siklus litik: pertama, virus akan mengadakan adsorpsi atau attachment yang ditandai dengan menempelnya virus pada dinding sel, kemudian pada virus tertentu (bakteriofag), melakukan penetrasi yaitu dengan cara melubangi membran sel dengan menggunakan enzim, setelah itu virus akan memulai mereplikasi materi genetik dan selubung protein, kemudian virus akan memanfaatkan organel-organel sel, kemudian sel mengalami lisis.

  1. Proses-proses pada siklus lisogenik: Reduksi dari siklus litik ke profag ( dimana materi genetiak virus dan sel inang bergabung), bakteri mengalami pembelan binner, dan profag keluar dari kromosom bakteri.

  2. Siklus litik : • Waktu relatif singkat • Menonaktifkan bakteri • Berproduksi dengan bebas tanpa terikat pada kromosom bakteri.

  3. Siklus lisogenik : • Waktu relatif lama • Mengkombinasikan materi genetic bakteri dengn virus • Terikat pada kromosom bakteri.

( Wikipedia,- )

  1. EKOLOGI

Penyakit ini disebabkan oleh golongan paramyxovirus (Anonim), yaitu virus RNA dari famili Paramixofiridae, genus Morbillivirus. Hanya satu tipe antigen yang diketahui. Virus ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah dan urin. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar. Virus campak dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia. Perubahan sitopatik, tampak dalam 5-10 hari, terdiri dari sel raksasa multinukleus dengan inklusi intranuklear.

Penyebaran penyakit ND terjadi melalui eksudat/lendir dari ayam sakit, makanan ayam, udara, air selokan, tikus besar dan burung liar, dapat juga melalui tinja.

  1. TAKSONOMI

Klasifikasi :

Group : Group V ( (-) ssRNA)

Order : Mononegavirales

Family: Paramyxoviridae

Genus : Avulavirus

Species: Newcastle disease virus

(Margareta Sisca Ganwarin,-)

Penyakit tetelo disebabkan oleh virus yang berukuran 100-250 nm, yang tersusun dari Asam Inti Ribonukleat (ARN) atau sering disebut Ribonucleic Acid (RNA) protein dan lemak. Virus ini termasuk dalam Famili Paramyxoviridae dengan genera Genus Pneumovirus atau Genus Paramyxovirus (PMV). Genus Paramyxovirus mempunyai 9 serogroup, yaitu Paramyxovirus - 1 sampai Serogroup Paramyxovirus -9. yang paling penting dan paling patogen pada ayam adalah Paramyxovirus -1 (dengan prototype Newcastle Disease Virus), Paramyxovirus-2 dan Paramyxovirus-

3. Serogroup lainnya yaitu Paramyxovirus-4, Paramyxovirus-5, Paramyxovirus-5, Paramyxovirus-6, Paramyxovirus-7, Paramyxovirus-8 dan Paramyxovirus-9 pada umumnya menyerang itik, angsa, merpati, betet, dan beberapa jenis burung Iainnya (ALEXANDER, 1991). (Muharam Saepulloh dan Darminto, 2005)

  1. PERANNYA DALAM LINGKUNGAN

Untuk saat ini peran virus Paramyxovirus dalam lingkungan belum diketahui. Namun dalam dunia kesehatan, virus Paramyxovirus sangat menguntungkan. Karena virus ini digunakan untuk vaksin, dengan cara dilemahkan.





DAFTAR PUSTAKA


Anononim. 2008. Artikel Imunologi Virology dan Klasifikasi Virus. Diakses : 6 Maret 2008. http : -

Ganwarin, Margareta S. -. Klasifikasi Virus. Diakses : 6 Maret 2009. http://www.spc.int/rahs/Manual/images/nwcastle_disease.htm

Saepulloh, Muharam dan Darminto. 2005. NEWCASTLE DISEASE PADA ITIK DAN UPAYA KAMAN PENGENDALIANNYA. Balai Penelitian Verteriner. Bogor. Diakses : 6 Maret 2009. http://en.wikipedia.org/wiki/Newcastle_disease. com



ibu....... tes-tes 12....

Jumat, 13 Maret 2009

bu....blog pya via link'07 "vi4....." udh masuk tmpat ibu yach?